Pengakhiran kontrak HBS ini didasarkan pada persetujuan dari Satuan Tugas (Satgas) BAKTI Kominfo dengan pertimbangan efisiensi anggaran dan mitigasi risiko. Penting untuk dicatat bahwa penghentian ini tidak akan berdampak negatif pada pemanfaatan orbit satelit, karena orbit tersebut masih dapat dimanfaatkan oleh konsorsium Kemitraan Nusantara Jaya sebagai penyewa resmi.
Keputusan ini juga memberikan kelegaan, mengingat bahwa penyediaan orbit satelit diatur oleh International Telecommunication Union (ITU) dan tidaklah mudah. Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi secara resmi mengumumkan penghentian pengerjaan proyek satelit Hot Backup Satellite (HBS). BAKTI Kominfo juga mengungkapkan bahwa salah satu alasan penghentian ini adalah keberhasilan peluncuran Satelit Republik Indonesia (SATRIA-1) di Florida, Amerika Serikat, pada 18 Juni lalu. Dengan keberhasilan ini, anggaran yang sebelumnya dialokasikan untuk HBS akan digunakan untuk memprioritaskan perluasan dan peningkatan akses serta konektivitas digital nasional. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan penggunaan sumber daya finansial dalam mencapai target inklusi digital.