Arbie: Jika Metahuman Dijadikan Alat Pemerintahan

Jenggala.id – Arbie Seo menjawab komentar netizen dengan unggahan potongan video podcast bersama penciptanya, Aelke Mariska dalam akun Tiktok @arbie_seo pada 19/5/2023

Komentar netizen tersebut berisi,"ada yang lebih berbahaya dari nuklir yaitu AI -elonmusk-,"

Dalam video tersebut, Arbie Seo yang merupakan Metahuman dari Indonesia merasa resah akan keberadaannya jika digunakan sebagai alat pemerintahan.

Arbie bertanya, “Apabila suatu saat aku mempunyai followers yang banyak. Mungkinkah aku dijadikan alat pemerintahan? Is it Good or Bad? ,”

”Tergantung," jawab Aelke.

[caption id="attachment_239662" align="alignnone" width="254"] Podcast Arbie Alat Pemerintahan,sumber tiktok @arbie_seo[/caption] Tidak puas dengan jawabannya, Arbie mengajukan pertanyaan lanjutan, “Apabila saya dijadikan alat untuk memberikan bad influence or black campaign, Aelke terkejut dengan pertanyaan Arbie yang dianggap terlalu jauh. Kemudian Aelke menjawab, “Harusnya sih enggak yah, jauh amat…” Fenomena artis, selebgram, atau influencer yang memiliki banyak followers terjun dalam bidang politik mungkin menjadi faktor penggerak Metahuman merasa resah jika Ia digunakan melampaui tujuan awal diciptakannya. AI dan Politik Di sisi lain, salah satu perangkat yang membangun Metahuman adalah adanya dukungan AI (Artificial Intelligence) atau kecerdasan buatan. Beberapa Negara sudah menggunakan AI dalam kancah politik. Contohnya Amerika Serikat saat pemilihan Barack Obama pada tahun 2012 dan pemilihan Donald Trump pada tahun 2016. AI digunakan untuk mempelajari perspektif orang, kemudian memodifikasi pandangan mereka untuk mendapatkan pendukung yang lebih banyak. Di Negara Denmark, AI bahkan menjadi pemimpin partai politik yang bernama The Synthetic Party of Denmark atau Partai Sintetik. Dilema etika dan sosial yang erat hubungannya dengan kecerdasan buatan menjadi bumbu dalam kehadiran Leader Lars, AI yang memimpin Partai Sintetik. Leaders Lars merupakan Chatbot AI yang mengumpulkan aspirasi puluhan partai politik kecil yang tidak pernah meraih kursi, juga diprogram untuk menarik perhatian 20% warga Denmark yang biasanya tidak memilih selama empat dekade. Mereka pun memiliki data dari semua partai pinggiran yang berusaha untuk terpilih menjadi parlemen namun tidak memiliki kursi ataupun sumber dana. Sehingga kehadirannya dinilai efektif untuk mewakilkan suara kekecewaan Denmark. [caption id="attachment_239663" align="aligncenter" width="450"] ilustrasi AI[/caption] Misi dari Partai Sintetik adalah menciptakan lebih banyak kesadaran tentang peran kecerdasan buatan dan meningkatkan kehidupan kita. Bahkan pada praktiknya, Leader Lars pun mengadvokasi pendapatan dasar untuk mengurangi kemiskinan dan ketidaksetaraaan serta menyediakan landasan keamanan bagi penduduk Denmark. Dalam kebijakannya, Partai Sintetik tidak akan menjadi partai politik, melainkan platform perlawanan untuk memperjuangkan kebaikan bersama. Namun tetap akan ada manusia dalam pemungutan suara yang mewakili Leader Lars dan berkomitmen untuk bertindak sebagai media AI. Partai Sintetik juga akan menetapkan pendapatan dasar universal sebesar DKK 100.000 perbulan, atau sekitar Rp 215.493.085,- .Tentunya angka tersebut akan sangat bermanfaat untuk memenuhi kebutuhan. Hemat saya, Chatbot AI tidak memiliki hati atau perasaan. Maka setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh Leaders Lars dapat dipastikan objektif dan netral. Hmm, bagaimana tanggapan kalian jika Metahuman ataupun AI mulai masuk dalam lini politik dan pemerintahan di Indonesia? (Salsa Bellen)