Baca Juga : Cerita Urban Legend Kuntilanak Merah
Malam itu sepi sekalli, aku banyak melewati jalanan yang gelap dan sepi. Sampai aku melewati jalan Bahureksa. Ya jalanan perumahan yang kalau siang ramai, tapi saat sudah di atas jam 10 malam pasti akan tersasa sangat sepi. Ditambah pepohonan yang menjulang tinggi sepanjang jalan membuat suasana semakin sepi, dingin, sejuk, seolah-olah berada di tempat lain.
Aku sangat menikmati perjalananku malam itu.
Baca juga: Primbon Jawa Jelaskan Arti Mimpi Melahirkan Anak
“Wiu Wiu Wiu”, Tiba-tiba dari belakang, aku mendengar suara sirine ambulans. Aku cukup kaget dan langsung menepi untuk memberi jalan. Tapi, ambulans itu tidak segera menyalip. Ambulans itu malah berusaha berjalan di samping kendaraan ku.
Aku melihat ke dalam ambulans itu dan apa yang aku lihat membuat ku seketika merinding dan tidak bisa berkata-kata. Di dalamnya aku melihat ambulans itu kosong, tidak ada sopir dan perawat. Aku hanya meliahat di atas tandu terbaring se sososk pocong dengan wajah yang pucat dan bengkak, matanya terbuka lebar tanpa ekspresi. Ia melihat ke arahku dengan wajah tersenyum, dari sela-sela pipinya mengalir darah.