Namun, Aceh telah mencapai kemandirian dalam penyediaan listrik, berbeda dengan beberapa tahun lalu ketika Aceh masih bergantung pada pasokan listrik dari Sumatra Utara. Kini, Aceh bahkan menyuplai listrik ke Sumatra Utara untuk menjaga stabilitas pasokan listrik di sana.
Parulian menambahkan, “Kalau beban tertinggi yang pernah terjadi di Aceh itu sekitar 631 MW dan itu Aceh masih surplus sekitar 60 sampai 100 MW. Jadi kelebihan daya itu ditransfer ke Sumut.”
Surplus listrik ini bisa menjadi peluang besar jika dimanfaatkan dengan baik oleh Pemerintah Aceh. Salah satu manfaatnya adalah menarik investasi ke Aceh, terutama dalam sektor energi listrik yang sudah siap.
Lebih lanjut, dengan rencana beroperasinya PLTU Nagan Raya 3 dan 4 serta PLTU Peusangan dengan kapasitas daya yang signifikan, Aceh berpotensi memiliki daya listrik mencapai 1.070 MW. Namun, saat ini, beban puncak rata-rata hanya sekitar 557 MW, sementara daya yang tersedia adalah 814 MW. Meskipun demikian, beberapa pembangkit listrik tidak dioperasikan sepenuhnya karena disesuaikan dengan kebutuhan listrik di Aceh.