JENGGALA.ID – Badan Meteorologi Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyampaikan, gempa berkekuatan magnitudo 5,6 di wilayah Samudera Hindia selatan Jawa Barat dipicu aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia.
“Gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam Lempeng Indo-Australia yang tersubduksi ke bawah Lempeng Eurasia,” kata Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Kamis (20/10/2023) malam.
Ia menambahkan, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami,” katanya.
Ia mengemukakan hasil analisis BMKG juga menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter update dengan magnitudo M5,4, dengan pusat gempa terletak pada koordinat 8,11 lintang selatan dan 107,27 bujur timur, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 121 barat daya Kabupaten Garut, Jawa Barat pada kedalaman 57 km.