JENGGALA.ID – Analis Bank Woori Saudara BWS, Rully Nova menyatakan pelemahan rupiah dipengaruhi peningkatan yield obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) dan risiko geopolitik perang Palestina melawan Israel.
“(Kondisi geopolitik tersebut memberikan) risiko meningkatnya inflasi akibat kenaikan harga minyak. Akibatnya, investor akan risk off dengan mengalihkan investasi ke aset safe haven,” kata dia dikutip dari Antara, Kamis (19/10/2023).
Adapun obligasi pemerintah AS 10 tahun naik 4,9 basis poin (bps) menjadi 4,896 persen.
Di sisi lain, rupiah melemah juga dipengaruhi kenaikan suku bunga BI-7 Day Reverse Repo Rate menjadi 6 persen atau sebesar 0,25 basis poin (bps) dari 5,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG BI).
Suku bunga deposit facility dan suku bunga lending facility juga naik masing- masing 0,25 bps secara berurutan menjadi ke level 5,25 persen dan 6,75 persen.